8.16.2010

Petani Sawit di Babel Belum Sejahtera Akibat Penguasaan Perusahaan

.

Pangkalpinang (ANTARA News) - Petani sawit di Provinsi Bangka Belitung (Babel) masih belum sejahtera karena perkebunan sawit di daerah itu sebagian besar dikuasai perusahaan.

"Seharus perkebunan sawit yang ada sebagian milik perusahaan dan sebagian lagi milik rakyat, namun kenyataannya sekarang ini sebagian besar perkebunan sawit milik perusahaan," kata kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunnak) Babel, Zamdani, di Pangkalpinang, Senin.

Ia menjelaskan, saat ini luas perkebunan sawit yang sudah memiliki izin seluas 350 ribu hektare dan yang sudah memiliki hak guna usaha (HGU) sekitar 165 ribu hektare."Sedangkan perkebunan rakyat hanya seluas 100 ribu hektare. Idealnya untuk perkebunan sawit agar rakyat makmur adalah 30 persen untuk perusahaan dan 70 persen untuk rakyat," ujarnya.

Ia meminta, agar pemerintah daerah menghentikan perluasan perkebunan sawit milik perusahaan besar karena akan semakin menyulitkan petani mengembangkan perkebunan sawit rakyat.

"Saya mengharapkan agar pemerintah daerah menghentikan perizinan perluasan perkebunan sawit bagi perusahaan, pemerintah harus pro rakyat. Kasihan rakyat karena lahan untuk pertanian sudah habis diperuntukkan bagi perluasan perkebunan sawit perusahaan besar," katanya.

Menurut dia, pemerintah harus berpikir ulang dalam mengambil kebijakan untuk perluasan perkebunan sawit untuk perusahaan besar.

"Jika lahan yang ada diberikan bagi perusahaan besar, rakyat mau diapakan jika sudah tidak memiliki lahan lagi untuk berkebun," ujarnya.

Ia menambahkan, jika kebijakan itu terus dilakukan masyarakat Babel akan menjadi penonton dan menjadi kuli di negeri sendiri.

"Kebijakan ini sudah dilakukan Pemerintah Kabupaten Bangka dan didukung DPRD untuk menghentikan perluasan perkebunan sawit untuk perusahaan besar walaupun sedikit terlambat, namun itu lebih baik daripada tidak sama sekali," katanya.

Ia berharap, lahan yang belum tergarap diupayakan seoptimal mungkin untuk diberdayakan bagi masyarakat.

"Saya melihat lahan-lahan yang belum digarap jika diberdayakan masih cukup untuk kesejahteraan rakyat, sehingga mereka masih memiliki lahan untuk perkebunan," ujarnya. (ANT147/K004)

Related Posts by Categories



0 komentar:

Posting Komentar