2.26.2010

PBB Serukan Penyelidikan Terpercaya dalam Perang Gaza

.

PBB (ANTARA News) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hari Jumat mendukung langkah yang memberi Israel dan Palestina waktu lima bulan lagi untuk melakukan penyelidikan lengkap dan terpercaya mengenai kejahatan perang yang mungkin dilakukan selama konflik Gaza 14 bulan lalu.

Sebuah resolusi tidak mengikat, yang disponsori oleh delegasi Palestina dan sejumlah negara Arab dan Afrika, disahkan oleh Majelis Umum PBB dengan 98 suara mendukung, tujuh menentang dan 31 abstein.

Resolusi itu memperbarui seruan terhadap Israel dan Palestina "agar melakukan penyelidikan yang independen, terpercaya dan sesuai dengan standar internasional".

Setelah penyerbuan 22 hari Israel ke Gaza yang diluncurkan pada akhir Desember 2008, sebuah panel penyelidik PBB menuduh baik Israel maupun kelompok pejuang Palestina Hamas melakukan kejahatan perang dan mungkin kejahatan atas kemanusiaan.

Resolusi Jumat itu meminta Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon memberikan laporan kembali kepada Majelis Umum "dalam kurun waktu lima bulan pelaksanaan resolusi saat ini".

Setelah Ban memberikan laporan, maka akan diambil "langkah-langkah selanjutnya, jika perlu, oleh badan-badan dan organ PBB yang terkait, termasuk Dewan Keamanan".

Tahun lalu panel penyelidikan PBB yang dipimpin hakim Afrika Selatan Richard Goldstone merekomendasikan agar kedua pihak dituntut di Pengadilan Kejahatan Internasional di Den Haag jika mereka tidak bisa melakukan penyelidikan yang tepercaya dan independen dalam kurun waktu enam bulan.

Operasi "Cast Lead" Israel, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tigabelas warga Israel tewas selama perang itu.

Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.

Perbatasan Gaza umumnya tenang sejak gencatan senjata yang mengakhiri perang yang diluncurkan Israel terhadap Hamas di wilayah pesisir tersebut antara 27 Desember 2008 dan 18 Januari 2009.

Gencatan senjata itu umumnya dipatuhi meski terjadi pelanggaran-pelanggaran oleh kedua pihak, dan Hamas juga dianggap berhasil mengendalikan Jihad Islam agar tidak melakukan serangan ke negara Yahudi tersebut.

Hamas, yang menguasai Jalur Gaza dua tahun lalu, masih terlibat dalam konflik dengan Israel, yang menarik diri dari wilayah pesisir itu pada 2005 namun tetap memblokadenya.

Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Pasukan Israel juga berulang kali membom daerah perbatasan Gaza dengan Mesir sejak mereka memulai ofensif pada 27 Desember 2008 dalam upaya menghancurkan terowongan-terowongan penyelundup yang menghubungkan wilayah miskin Palestina itu dengan Mesir.

Angkatan udara Israel membom lebih dari 40 terowongan yang menghubungkan wilayah Jalur Gaza yang diblokade dengan gurun Sinai di Mesir pada saat ofensif itu dimulai.

Terowongan-terowongan yang melintasi perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza yang terputus dari dunia luar karena blokade Israel sejak Hamas menguasainya pada 2007.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris. (*)

Related Posts by Categories



0 komentar:

Posting Komentar