5.27.2009

"Guardiolanomics": Keberanian dan Kerja Keras

.

Roma, (ANTARA News) - Tidak sedang mengomentari sebuah kemenangan dengan aneka kerumitan analisa, bahkan analisa "sesudah kejadian" (post factum). Pelatih Barcelona meluncurkan model kehidupan, yakni mengambil langkah sarat keberanian dan menempuh kerja keras. Jaminannya, keberhasilan. Ini boleh dilabel sebagai "guardiolanomics".

Keberhasilan Barcelona tampil sebagai juara Liga Champions setelah mengalahkan Manchester United, Rabu malam (Kamis dinihari WIB) karena faktor keberanian dan kerja keras, kata pelatih Pep Guardiola, demikian�dikutip dari Reuters.�

"Bila Anda berusaha mendapatkan bola dan menyerang maka Anda akan memiliki lebih banyak peluang," kata mantan pemain Barca berusia 38 tahun itu dalam temu pers.

"Kami bukan penakut, kami tidak pernah merasakan hal itu dalam pertandingan. Tidak ada jalan lain. Tidak ada yang lebih berbahaya ketimbang tidak mengambil risiko," ujarnya.

"Kami sudah menghabiskan banyak...banyak waktu untuk bekerja keras sepanjang musim ini dan saya kira banyak orang gembira dan inilah bayaran kerja keras itu," ungkapnya.

Guardiola, yang sudah memenangkan kompetisi Liga serta Piala Liga Spanyol termasuk Liga Champions pada pada tahun pertama ia sebagai pelatih, secara khusus memuji Lionel Messi, pencetak gol kedua melawan United.

Ia mengatakan, salah satu alasan mengapa klubnya mampu mendominasi permainan dalam tempo lama ketika melawan United, karena keputusannya untuk mengembalikan pemain Argentina itu ke lini tengah.

"Messi kembali ke lini tengah karena kami menginginkan mampu berlama-lama menguasai bola," kata Guardiola.

"Tanpa mampu mendominasi bola, kami akan menjadi tim mengenaskan dan mengerikan di lapangan," tambahnya.

"Kami bukan tim terbaik dalam sejarah tapi kami bermain sebagai tim terbaik musim ini dengan memenangkan tiga gelar juara," katanya.

Guardiola memiliki pengaruh besar di Italia pada akhir karir bermainnya dan kemenangan Rabu dipersembahkannya kepada pemain bertahan AC Milan, Paolo Maldini, yang merupakan pertandingan final terakhir dalam 24 tahun berkarir.

Penampilan terakhir Maldini di San Siro Minggu diwarnai dengan spanduk berkibaran, pertanda pendukung yang melancarkan kritikan kepadanya.

"Saya kira 20 atau 30 orang tidak akan merusak permainannya terakhir di kandang sendiri," kata Guardiola.

"Saya amat gembira memenangkan piala ini dan saya bahagia mempesembahkan kemenangan itu kepada para pemain yang jauh dari penampilan terkuat dalam 20 tahun ini," katanya.(*)

Related Posts by Categories



0 komentar:

Posting Komentar